Gambar ilustrasi
TANGERANG, BERITATANGERANG.CO.ID – Seorang nasabah kartu kredit BRI atas nama Ernawati mengeluhkan adanya transaksi janggal yang diduga dilakukan oleh BRI Life. Sejak 16 Desember 2024 hingga berulang di tahun 2025, kartu kreditnya tercatat terdebit sebesar Rp88.000 tanpa pernah ada persetujuan maupun validasi dari nasabah.
Nasabah menceritakan, sejak awal dirinya merasa tidak pernah mengonfirmasi ataupun menyetujui transaksi tersebut. Ia sudah berulang kali menghubungi call center BRI 1500017 dan mendapatkan nomor tiket laporan (TTB 00082603463, TTB 00083863491, TTB 000084199969, dan lainnya), namun jawaban yang diterima selalu sama: bahwa transaksi berasal dari BRI Life.
Petugas call center hanya berulang kali menyampaikan agar nasabah “menyampaikan kepada atasan” atau “silakan hubungi pihak asuransinya”. Sayangnya, meski sudah berkali-kali menindaklanjuti, nasabah tidak mendapatkan kejelasan Sabtu(4/9/25).
Masalah terus berlanjut. Pada bulan Maret 2025, nasabah menerima kembali billing statement yang mencantumkan debit BRI Life Rp88.000. Aduan yang disampaikan kembali menghasilkan jawaban serupa dengan aduan sebelumnya. Bahkan, pada April 2025 debit kembali terjadi dengan jumlah yang sama, diikuti debit-debit lain di bulan berikutnya.
“Kurang ajarnya, tanggal 16 Mei di bulan yang sama terjadi lagi debit serupa dengan besaran serupa. Nomor telepon yang digunakan malah diblokir akibat perdebatan via telepon dengan petugas customer service,” keluh nasabah dalam aduannya.
Debit serupa terus berulang hingga Juli 2025, namun pengaduan tidak juga ditangani tuntas. Terakhir, nasabah kembali menghubungi call center pada 29 September 2025, tetapi hasilnya tetap sama dan berujung tarik ulur tanpa solusi.
Nasabah menilai BRI tidak memiliki itikad baik untuk menyelesaikan masalah ini. “Kerugian materil memang hanya Rp88.000 per bulan, tapi kerugian imateril lebih besar karena kami harus berulang kali menghubungi call center penuh drama tanpa ada hasil,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan kritik terhadap sikap BRI yang seolah menganggap nasabah “tidak well educated” dan mudah dibodohi. Melalui surat terbuka ini, ia berharap BRI dapat benar-benar menjalankan slogannya “Melayani Dengan Setulus Hati” agar dirasakan nyata oleh semua nasabah.
Terakhir, nasabah meminta BRI agar memberikan klarifikasi terbuka, menyampaikan permintaan maaf secara resmi, serta menghentikan praktik debit tanpa validasi. “Kalau tidak ditanggapi, kami akan mengadukan kasus ini ke institusi berwenang seperti BPKN, OJK, atau LPKSN. Jangan sampai uang nasabah dianggap sepele dan hilang begitu saja,” tegasnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak BRI belum memberikan keterangan resmi terkait persoalan ini.
Red/Jfr