Notification

×

Iklan

Iklan

Mau Tahu Karakter Seseorang? Lihat Cara Dia Berkendara

Kamis, 04 September 2025 | 21.11.00 WIB Last Updated 2025-09-04T14:11:50Z

Gambar Ilustrasi 

TANGERANG,BERITATANGERANG.CO.ID
- Jalan raya adalah panggung besar tempat berbagai karakter tampil tanpa topeng. Ada yang sabar, ada yang egois, ada pula yang santai tapi abai. Cara kita membawa motor atau mengemudi mobil sebenarnya lebih jujur menggambarkan kepribadian kita daripada status di media sosial.


Di jalanan Kota Tangerang misalnya, kita bisa melihat beragam tipe pengendara setiap hari. Dari mereka yang patuh aturan hingga yang terkenal dengan istilah “Sen kanan belok kiri” yang biasa dilakukan Emak- emak. Semua perilaku itu bukan sekadar kelalaian teknis, tetapi juga mencerminkan bagaimana pola pikir dan sikap seseorang dalam kehidupan sehari-hari.


1. Tipe Sabar dan Tertib


Pengendara tipe ini rela antre panjang di kemacetan Jalan Daan Mogot, tetap berhenti di belakang garis zebra cross, dan menyalakan lampu sein jauh sebelum berbelok. Ia tidak peduli meski pengendara lain menyalip seenaknya. Karakter ini biasanya mencerminkan pribadi yang disiplin, konsisten, dan sadar bahwa setiap tindakannya berdampak pada orang lain.


2. Tipe Egois dan Tidak Sabar


Di jalanan Ciledug atau Pasar Baru, sering terlihat pengendara motor yang melawan arus hanya karena ingin lebih cepat sampai. Ada juga mobil yang memaksa parkir di pinggir jalan meski sudah jelas menutup separuh badan jalan. Sikap seperti ini menunjukkan karakter yang mengutamakan kepentingan pribadi, meski merugikan banyak orang.


3. Tipe Emosional


Kita juga sering melihat pengendara yang mudah meledak. Hanya karena kendaraan depan terlambat jalan satu detik setelah lampu hijau, klakson panjang dibunyikan. Kadang berlanjut jadi adu mulut. Jalan raya pun berubah jadi arena ego. Karakter ini biasanya mencerminkan pribadi yang reaktif dan sulit mengendalikan emosi.


4. Tipe Santai tapi Abai


Contohnya banyak. Ada pengemudi mobil yang sibuk main ponsel sambil berjalan di jalur cepat Jalan MH Thamrin. Ada pula pengendara motor yang berhenti mendadak di pinggir flyover tanpa memberi isyarat. Lalu, yang paling legendaris: emak-emak dengan sen kanan tapi belok kiri. Fenomena ini sudah jadi “meme nasional”, tapi di balik kelucuannya, ada risiko besar yang membahayakan orang lain.

Tipe santai tapi abai biasanya bukan karena niat buruk, melainkan kurang kesadaran bahwa jalan raya adalah ruang bersama. Namun, kelalaian sekecil apa pun bisa membawa akibat fatal.


Kalau dipikir-pikir, kita semua pernah masuk ke salah satu tipe ini, bahkan berganti-ganti tergantung kondisi. Saat buru-buru, kita bisa jadi egois. Saat kesal, kita bisa berubah emosional. Saat lengah, kita bisa jadi abai seperti “emak-emak legendaris”.


Namun, justru kesadaran inilah yang penting. Jalan raya adalah cermin besar, dan cara kita berkendara adalah pantulan kepribadian kita. Kalau di jalan kita sabar, disiplin, dan peduli, besar kemungkinan begitu pula sikap kita dalam hidup sehari-hari. Sebaliknya, kalau di jalan kita seenaknya, bagaimana mungkin kita bisa benar-benar peduli pada aturan di ruang lain?


Maka, sebelum menyalakan mesin, ada baiknya kita bertanya:

Hari ini, saya ingin jadi pengendara yang seperti apa?


Karena pada akhirnya, orang lain mungkin lupa nomor polisi kendaraan kita, tapi mereka akan selalu ingat kesan yang kita tinggalkan lewat cara kita berkendara.


Jfr