
drg Erlitha dan rekan
BANTEN,BERITATANGERANG.CO.ID– Di wilayah pesisir Kabupaten Serang, di mana sebagian masyarakat masih menganggap gigi susu tak perlu dirawat, seorang dokter gigi muda memilih tidak tinggal diam. Ia adalah drg. Erlitha Azhari Dewi, tenaga kesehatan dari UPT Puskesmas Puloampel yang berjuang memerangi karies pada balita lewat cara yang tidak biasa — penuh hati, edukatif, dan menyentuh langsung masyarakat.
Dari hasil survei lapangan pada akhir 2024, tiga dari empat orang tua di Puloampel menganggap gigi susu tak penting. Sebagian besar anak juga belum terbiasa menyikat gigi sebelum tidur. Data itu membuat drg. Erlitha gelisah. “Kalau dibiarkan, kerusakan gigi sejak kecil bisa memengaruhi tumbuh kembang, bahkan kepercayaan diri anak,” ujarnya.
Dari kegelisahan itu lahirlah KLIK GITA, singkatan dari Konseling, Literasi, dan Komunikasi Kesehatan Gigi Balita — sebuah inovasi yang menggabungkan pendekatan personal dan teknologi sederhana untuk mengubah perilaku keluarga terhadap kesehatan gigi
Tiga Pilar Perubahan
Program ini berdiri di atas tiga pilar utama.
Pertama, Konseling: orang tua mendapat pendampingan langsung saat berkunjung ke Posyandu dan poli gigi.
Kedua, Literasi: pesan-pesan kesehatan dikemas dalam bentuk menarik — dari buku cerita bergambar, video animasi, hingga alat peraga edukatif.
Ketiga, Komunikasi: dibangun lewat grup WhatsApp yang mempertemukan orang tua, kader, dan tenaga kesehatan. Di sana, setiap pertanyaan kecil tentang gigi anak bisa dijawab dengan cepat dan hangat.
“Edukasi tidak cukup sekali datang. Kita butuh komunikasi dua arah dan berkelanjutan,” tutur drg. Erlitha, menegaskan semangat programnya.
Dampak Nyata di Lapangan
Tiga bulan berjalan, perubahan mulai terasa.
Jumlah anak yang rajin sikat gigi dua kali sehari meningkat drastis dari 35% menjadi 78%, dan kasus gigi berlubang pun menurun. Tak sedikit anak kini yang justru mengingatkan orang tuanya untuk sikat gigi bersama.
“Kami ingin anak-anak tumbuh dengan senyum percaya diri. Kalau edukasinya menyenangkan, mereka ikut dengan hati,” ucapnya sambil tersenyum.
Pengabdian Tak Kenal Batas
Dedikasi drg. Erlitha tak hanya terlihat di ruang perawatan. Untuk menjangkau warga di Pulopanjang — wilayah kepulauan yang hanya bisa diakses lewat laut — ia rela menumpang perahu kecil menyeberangi ombak.
“Bagi saya, perjalanan itu bagian dari pengabdian. Kalau kita mau membantu, laut bukan halangan,” katanya tegas.
Dari Puloampel untuk Indonesia
Kini, KLIK GITA tidak lagi sekadar inovasi lokal. Program ini telah menjadi kegiatan rutin di Puskesmas dan mulai direplikasi ke Posyandu serta PAUD lain di Kecamatan Puloampel. Bahkan, beberapa daerah lain mulai tertarik untuk mengadopsinya.
drg. Erlitha membuktikan bahwa perubahan besar bisa lahir dari kepedulian kecil ,dari senyum seorang anak pesisir yang kini tak lagi takut menyikat gigi.
Red

