Notification

×

Iklan

Iklan

Ketika Oknum Tergelincir,Institusi Jangan Dihukum

Sabtu, 30 Agustus 2025 | 12.19.00 WIB Last Updated 2025-08-30T05:37:09Z

Ketika Oknum Tergelincir,Institusi Jangan Dihukum
Ilustrasi 

JAKARTA.BERITATANGERANG.CO.ID
- Peristiwa naas yang menimpa seorang pengemudi ojek online saat demonstrasi di Jakarta, Kamis malam (28/8/2025), menyisakan duka sekaligus kemarahan. Video viral memperlihatkan kendaraan taktis Brimob melindas warga sipil. Wajar bila publik terkejut, bahkan ada yang langsung menuding institusi Brimob sebagai biang kesalahan.


Namun, kita harus jernih melihat persoalan ini. Satu tindakan keliru tidak bisa menghapus pengabdian panjang sebuah institusi. Brimob bukan sekadar pasukan bersenjata, melainkan bagian dari sejarah republik. Sejak lahir pada 14 November 1946 dengan nama Mobrig, korps ini berdiri di garis depan mempertahankan kemerdekaan.


Dari masa agresi militer Belanda hingga era penanggulangan terorisme, Brimob selalu memikul amanah berat,menjaga negara, melindungi rakyat.


Justru karena sejarahnya begitu panjang, tindakan seorang anggota yang sembrono di lapangan terasa seperti noda di atas kain putih. Tetapi apakah noda itu menjadikan seluruh kain tak berguna? Tidak. Yang harus dipertanggungjawabkan adalah oknum pengemudi rantis tersebut, bukan institusi yang menaunginya.


Keadilan menuntut agar pelaku diproses secara transparan. Korban dan keluarga wajib mendapatkan kepastian hukum, dan publik berhak melihat langkah tegas dari kepolisian. Di titik inilah marwah Brimob diuji. Bukan dengan membela habis-habisan kesalahan individu, melainkan dengan menunjukkan bahwa korps punya keberanian untuk menegakkan disiplin dan hukum di dalam tubuhnya sendiri.


Brimob dibentuk untuk menjadi pelindung, bukan menebar ketakutan. Sejarah mencatat itu. Maka bila ada anggota yang melenceng dari amanah, tanggung jawab sepenuhnya ada pada individu tersebut. Kita bisa marah, kita bisa kecewa, tapi jangan sampai melupakan ,kesalahan orang per orang tidak boleh menjadi alasan untuk meruntuhkan wibawa sebuah institusi.


Pada akhirnya, kita semua berharap tragedi ini menjadi titik balik. Bukan sekadar untuk menghukum pelaku, tapi juga untuk mengingatkan, kekuasaan bersenjata harus selalu berpijak pada kemanusiaan. Karena tanpa itu, sejarah panjang Brimob yang dibangun dengan darah dan pengorbanan akan ternoda oleh satu tindakan ceroboh,Karena bangsa ini terlalu besar untuk membiarkan air mata rakyat tumpah sia-sia.


Penulis:

Red/Jfr