![]() |
Suasana Nobar Keluarga besar Polrestro Tangerang Kota |
TANGERANG.BERITATANGERANG.CO.ID – Polres Metro Tangerang Kota, Polda Metro Jaya, menggelar acara nonton bareng (nobar) film “Sayap-Sayap Patah 2: Olivia” di Tangcity Mall, Rabu (14/5/2025). Film yang mengangkat kisah perjuangan anggota Densus 88 Antiteror ini menjadi pengingat keras tentang bahaya laten radikalisme di tengah masyarakat.
Nobar ini dihadiri langsung oleh Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Pol Zain Dwi Nugroho bersama Ketua Bhayangkari Cabang Tangerang Kota, Ny. Wanda Zain Dwi Nugroho, Wakapolres AKBP Eko Bagus Riyadi, serta jajaran pejabat utama Polres, para Kapolsek, dan keluarga besar Polri.
“Film ini sarat pesan. Salah satunya, bahwa radikalisme masih menjadi ancaman nyata di sekitar kita,” ujar Kapolres Zain usai menonton film berdurasi hampir dua jam itu.
Zain menegaskan, paham radikal masih tersebar secara tertutup dan terorganisir. Karena itu, peran aktif masyarakat sangat dibutuhkan untuk mengawasi lingkungan sekitar agar tidak dimasuki oleh ideologi yang membahayakan keutuhan bangsa.
“Penting bagi warga untuk waspada dan saling mengingatkan. Bila ada yang mencurigakan, segera lapor. Kita harus jadi mata dan telinga bersama,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa terorisme bukan hanya soal aksi kekerasan, tetapi juga soal doktrinasi yang bisa menyusup lewat berbagai cara. Film ini, kata dia, membuka mata tentang pengorbanan besar anggota Polri demi menjaga keamanan bangsa, bahkan hingga harus kehilangan orang tercinta.
Tokoh utama film ini adalah AKP Pandu, anggota Densus 88 yang diperankan oleh Arya Saloka. Cerita terinspirasi dari tragedi bom gereja di Samarinda, Kalimantan Timur, pada tahun 2016 yang menewaskan seorang anak bernama Olivia—yang menjadi nama sub judul film.
"Sebagai abdi negara, kami bukan hanya mengabdi untuk keluarga, tapi untuk masyarakat dan bangsa. Karena itu, keluarga besar Polri juga harus siap menghadapi segala resiko yang ada," ungkap Zain.
Ketua Bhayangkari, Ny. Wanda Zain, mengungkapkan dukungan dan ketegaran sebagai istri seorang polisi. Baginya, tugas Polri adalah panggilan yang mulia dan tak mudah, dan ia pun membekali anak-anaknya dengan pemahaman yang sama.
“Saya sudah terbiasa, karena suami saya dulu di reserse. Tapi tetap, menonton film ini menyentuh hati. Apalagi saat anak menjadi korban, itu benar-benar menyayat,” katanya.
Hal senada disampaikan Wakil Ketua Bhayangkari, Ny. Shasha Eko Bagus Riyadi. Ia mengaku sangat terharu dan tak kuasa menahan air mata saat menyaksikan adegan kehilangan dalam film tersebut.
“Sedih sekali. Tidak bisa membayangkan jika itu terjadi di keluarga sendiri,” ucapnya lirih.
Lewat penayangan film ini, Polres Metro Tangerang Kota ingin membangun kesadaran publik tentang pentingnya kewaspadaan terhadap paham radikal serta menghargai perjuangan dan pengorbanan aparat penegak hukum dalam menjaga keutuhan NKRI.
Red
Sumber : Humas Polres Metro Tangerang Kota