Notification

×

Iklan

Iklan

Isu Aksi Demo ke PT KMK Global Sport Jilid 2 Mencuat, Aktivis Dua Desa Angkat Bicara

Senin, 19 Mei 2025 | 19.37.00 WIB Last Updated 2025-05-19T12:56:16Z

Isu Aksi Demo ke PT KMK Global Sport Mencuat, Aktivis Dua Desa Angkat Bicara
Gambar ilustrasi 

KAB.TANGERANG.BERITATANGERANG.CO.ID
  — Isu akan digelarnya aksi demonstrasi besar-besaran oleh warga dari dua desa di sekitar kawasan industri Cikupa Mas mencuat ke permukaan. Pemicunya adalah kabar rekrutmen besar-besaran calon karyawan oleh PT KMK Global Sport yang viral di media sosial, namun tidak diiringi dengan informasi resmi ke warga lokal.


Merespons situasi tersebut, para aktivis dari Desa Talagasari dan Desa Pasir Gadung akhirnya berkumpul dan memberikan klarifikasi.


Jayadi, salah satu penggagas pertemuan, menyampaikan bahwa banyak warga Desa Talagasari kecewa karena tidak mendapatkan informasi resmi baik dari pihak perusahaan maupun dari Pemerintah Desa (Pemdes) Talagasari.


“Tidak ada pemberitahuan apa pun ke kami, padahal informasinya sudah ramai di media sosial. Justru saya tahu dari teman-teman aktivis serikat di dalam perusahaan,” ujar Jayadi yang akrab disapa Kang Uje.


Menurutnya, Pemdes Talagasari biasanya menjadi pintu informasi utama terkait lowongan kerja di KMK, dan itu sudah menjadi kesepakatan sejak lama. Namun dalam rekrutmen kali ini, komunikasi itu seolah terputus.


Isu ini bahkan merambat ke Desa Pasir Gadung. Warga di sana juga merasa diabaikan karena tidak mendapatkan jatah informasi atau kuota rekrutmen dari Pemdes Talagasari yang selama ini dianggap sebagai perwakilan komunikasi antarwilayah.


“Ada yang coba konfirmasi langsung ke manajemen KMK. Jawabannya, kuota untuk Talagasari sudah ada, silakan daftar ke sana. Tapi saat kami ke Pemdes Talaga, ternyata kuotanya sudah penuh. Kami seperti dilempar ke sana kemari,” ungkapnya.


Dari informasi yang dihimpun, PT KMK Global Sport merekrut lebih dari 400 calon pekerja. Sebanyak 100 kuota diserahkan ke Pemdes Talagasari, sementara sisanya dikelola langsung oleh perusahaan.


“Ini tidak adil. Jalan rusak karena armada perusahaan kami terima, debu kami hirup setiap hari, tapi saat ada lowongan kerja, kami hanya jadi penonton,” imbuh Kang Uje dengan nada kecewa.


Terkait isu rencana demo ke PT KMK, para aktivis dua desa menegaskan bahwa aksi itu belum menjadi keputusan. Mereka masih mengupayakan dialog dengan manajemen KMK.


“Kami lebih mengedepankan musyawarah. Demo itu pilihan terakhir. Hari ini kami kumpul bukan untuk merencanakan aksi, tapi untuk silaturahmi dan ngobrol santai,” pungkas Kang Uje.



Red