Notification

×

Iklan


Iklan

Indeks Berita

Fenomena Maraknya Begal Payudara dan 3 Alasannya

Kamis, 18 Mei 2023 | 22.19 WIB Last Updated 2023-05-18T15:19:09Z

 

Gambar ilustrasi/Sumber : Google

TANGSEL,beritatatangerang.co.id - Kasus pelecehan seksual seperti begal payudara memang masih saja  kerap terjadi.

Bahkan yang baru baru ini ,terjadi di daerah Ciputat Timur Tangsel dengan korbannya seorang wanita penjaga toko .

 

Modus pelaku berpura sebagai pembeli bensin.Saat korban sedang menuangkan bensin,pelaku mendekati korban lalu dengan cepat  tangan pelaku mengarah ke dada korban sambil meremas, kemudian kabur.

 Beruntung pelaku berhasil ditangkap oleh warga lalu diserahkan ke polisi .

 


Melihat fenomena ini dilansir dari brilio.net, Sebuah studi yang dilakukan oleh Hollaback! Jakarta bersama dengan sejumlah lembaga lainnya terhadap 62 ribu orang yang pernah menjadi koban pelaku begal payudara dan pelecehan seksual. Dapat disimpulkan bahwa ada beberapa  penyebab dan alasan yang melatar belakangi pelaku nekat berbuat begitu diantarnya :


1. Penyalahgunaan kekuasaan atau otoritas .


Pelaku akan merasa puas atau mendapatkan semacam kenikmatan ketika ia telah berhasil merendahkan orang lain secara seksual. Rasa puas atau semacam kenikmatan setelah melakukan pelecehan seksual adalah ekspresi setelah melakukan hal tersebut, terlebih jika hal ini dilakukannya secara berulang-ulang. 


2. Memiliki penyimpangan atau kelainan.


Menurut Psikolog Forensik UGM, Prof Koentjoro, pelaku begal payudara bisa saja memiliki penyimpangan atau kelainan. Namun, jika dikategorikan, penyimpangan yang dimiliki masih dalam tahap yang kecil. Itu pula yang menyebabkan penyimpangan tersebut tidak diketahui banyak orang. Sehingga, mengenai hal ini tetap perlu diperiksa lebih lanjut. 


3. Adanya wewenang maskulin (masculine entitlement).


Beberapa penelitian menjelaskan bahwa mengapa para pelaku pelecehan melakukan hal tersebut adalah karena mereka merasa memiliki "wewenang maskulin" (masculine entitlement). Menurut Logan (2013), dengan merasa memiliki wewenang maskulin, para peleceh menganggap pelecehan itu merupakan sifat alamiah manusia dan sebagai wujud ketertarikan seksual yang tak berbahaya. Rasa wewenang maskulin juga membentuk sikap peleceh yang ingin mempermalukan, mengontrol, meneror, atau menyerang targetnya. 


Adanya perlakuan yang tidak menyenangkan dari pelaku pelecehan ini tentunya akan berdampak pada korban. Tak main-main, dampak ini dapat berpengaruh pada psikologis, sosial, serta fisiologis korban. Selain itu, walaupun korban pelecehan seksual khususnya begal payudara jarang ada korban secara fisik (luka), namun tindakan ini tidak dimungkiri bisa mengganggu mental korban.  


Diharapkan akan ada tindakan tegas pada pelaku dan selanjutnya pelaku bisa mendapat sanksi atau penanganan lain sesuai perbuatan yang telah dilakukan.


Red

Sumber : brilio.net