![]() |
Pemandian Keramat Cipalias tepat berada dibawah Pohon beringin tua yang telah berumur ratusan tahun menambah kesan mistis |
TANGERANG.BERITATANGERANG.CO.ID - Perjalanan panjang dari Tangerang akhirnya membawa kami tiba di Desa Panandean, Kecamatan Kupahandap, Pandeglang, Sabtu(16/8/24)tepat pukul 01.00 WIB dini hari. Mobil rombongan kami berhenti di pelataran rumah warga yang dijadikan area parkir. Suasana kampung benar-benar sepi, hanya sesekali terdengar suara jangkrik dan kodok bersautan.
Dari titik parkir, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar lima-tujuh menit menyusuri pematang sawah dan rimba yang gelap gulita. Hanya sinar senter dari ponsel yang menjadi penerang langkah kami menuju lokasi Pemandian Keramat Cipalias.
Sesampainya di area pemandian, kami disambut suasana sunyi yang khidmat.
Rombongan kami duduk sejenak di pendopo sederhana lalu berbincang dengan perwakilan kuncen yang menjaga lokasi.
Setelah bercakap sekedarnya lalu kami pergi
berwudhu untuk melaksanakan tawasulan. Lantunan doa yang dipanjatkan di tengah dingin malam membuat hati terasa tenang.
Tepat pukul 03.00 WIB, tibalah saat mandi di Pemandian Cipalias. Kolam kecil berbentuk bulat dengan diameter sekitar 2x2 meter dan kedalaman 1,5 meter itu berada tepat di bawah rindang pohon beringin tua yang konon usianya sudah ratusan tahun.
Airnya jernih, keluar langsung dari perut bumi, dinginnya menusuk hingga ke tulang. Namun di balik rasa menggigil itu, ada sensasi ringan, seolah tubuh dan pikiran dibersihkan dari beban.
Lokasi Cipalias sendiri berada di bawah kaki Gunung Karang, tak jauh dari situs Batu Quran Kadubungbang, yang semakin menambah kesan sakral tempat ini. Bebatuan alami yang melapisi kolam memperkuat nuansa mistis dan alami.
Menurut kepercayaan masyarakat setempat, mandi di Cipalias dipercaya membawa keberkahan,mulai dari kelancaran rezeki, kemudahan mendapatkan jodoh, hingga menghilangkan energi negatif. Karena itu, setiap akhir pekan dan libur panjang, tempat ini selalu ramai oleh pengunjung, baik dari Serang, Jakarta, maupun daerah lain di luar Banten.
Seperti biasanya sebelum mandi, ada ritual sederhana yang dipandu oleh seorang kuncen. Ia memanjatkan doa bagi pengunjung.Setelahnya , pengunjung boleh memberikan donasi seikhlasnya.
Namun, bagi kami, mandi di Cipalias dini hari itu lebih dimaknai sebagai ikhtiar spiritual untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dengan begitu, pengalaman di Cipalias tidak hanya terasa dingin dan menyegarkan, tetapi juga khidmat, penuh tata krama, serta tetap berada dalam koridor keimanan yang lurus.
Jfr